MBAK DEWI
Ini adalah cerita
tentang masa laluku,
Namaku Willy, ketika itu
aku berusia 21
tahunan, kala itu aku
bekerja di salah satu perusahaan swasta.
Aku datang dari
sebuah kota di Jawa
Barat. Karena
saudara-saudaraku
jauh dari tempat kerjaku, terpaksa aku
harus mencari tempat
kost yg dekat dengan
kerjaanku.
Singkat cerita, aku
dapat tempat kost di wilayah kwitang,
jakarta pusat.
Lumayan gak bagus
tapi bisa nyenyak
tidur, murah lagi
bayarannya, cuma ya kamar mandinya masih
bareng-bareng
dengan warga sekitar.
Kebetulan yg punya
kost adalah
orangtuanya temen kerjaku.
Tak terasa enam bulan
sudah aku kost, makin
banyak kenal juga aku
dengan penduduk
sekitar. Tapi herannya kenapa aku susah
kenalnya dengan
tetangga yang persis
di samping tempat
kostku. Kalo ketemu
sih saling sapa cuma gak pernah ngobrol,
dia adalah istri
seorang pegawai
Departemen
Kehakiman, kalo
dengan suaminya sih akrab, malah suka
ngongkrong bareng
ketika santai,
sedangkan istrinya
yang berwajah ayu yg
kebetulah kelahiran daerah Jawa Tengah
tidak begitu akrab,
padahal kalo
berpapasan….uhhhhh pandangannya itu
menjadi tanda tanya
bagi insting
nakalku….tembus kedalam hati.
Si istri tersebut
bernama Dewi, aku
memanggilnya Mbak
Dewi, kegiatan sehari-
harinya adalah mengelola salon
kecantikan yang tak
jah lokasinya dari
tempat kostku. Hampir
setiap berpapasan
tatapan matanya tak pernah lepas dari
pandanganku sampai
aku malu sendiri dan
kalah pandangan. Dia
selalu memandang
dengan senyumnya yang manis. Kebetulan
memang orangnya
hitam manis.
Suatu ketika aku
pulang larut dari
kerjaan, sekitar jam 22.30, aku selalu
melewati derah kamar
mandi menuju ke
kamar kost
ku….tersentak hatiku melihat sosok wanita
jongkok sedang
cebok..krecek
krecek…krecek bunyi airnya kala itu. Dia tak
memperhatikan
suasana sekitar dan
tak tahu aku sedang
mengamatinnya sambil
pura-pura membetulkan tali
sepatu……….dia langsung bangun dan
membetulkan celana
dalamnya setelah
cebok. Deg deg deg
jantungku berdebar
melihat bokongnya yang mulus.
“Eh..ada orang…kirain sepi:, kaget dia ketika
melihatku…berada sekitar dua meter
darinya. Eh emmmba
agak gugup aku, tali
sepatuku lepas mbak… aku kira juga gak ada
orang, kataku sambil
menyeringai agak malu.
Hmmmm, betulin sepatu
apa hmmmmm, katanya
kepadaku. Semakin malu aku
dibuatnya..”willy, kamu liatin mbak yah tadi”, katanya dengan pelan.
Eng..engga mbak, mang
mbak lagi ngapain,
jawabku. “yang beneerrrrrrrrr ”, serunya lagi. Hmmmm
dikit mbak heheheh
kataku sambil ketawa
kecil. Tak sadar
penisku sdah tegang,
sehingga celana bagian depan menyembul.
“Dasar kamu tuh yah”, katanya lagi sambil
mencubit tanganku dan
langsung masuk ke
rumahnya.
Setelah kejadian itu,
malamnya aku gak bisa tidur membayangkan
bercita dengan Mbak
Dewi. Tak tahan aku,
akhirnya melakukan
onani sambil
membayang kan apa yang baru aku lihat
beberapa jam yang
lalu.
***
Semakin hari semakin
terbayang wajah Mbak Dewi, tak tahan
rasanya ingin
menyentu mbak Dewi.
Ketika malam tiba aku
nongkrong di depan
kamar kostku, berharap bertemu
mbak Dewi, sejam dua
jam hingga 9 malam
kala itu, terlihat mbak
Dewi turun dari taxi,
berdebar rasa jantungku, memikirkan
rencana bagai mana
caranya berdekatan
dengannya.
Hampir sampai dia ke
dekatku,aku berdiri pura pura mau jalan ke
arahnya….seperti biasa tatapan dan
senyumnya yang
menggoda menembus
hatiku..”dari mana mbak, kok malam
pulangnya” tanyaku. Abis belanja cat
rambur, kebetulan
jalannya macet jadi
kemalaman deh,
jawabnya sambil
tersenyum. Sambil berpapasan
kuberanikan diri tuk
menempelnya agak
bertubrukan, …nyelllll terasa ada benda yg
kenyal menyentuh
sikutku…detik itu juga kemaluanku tegang.
“Mmmaaf mbak gak sengaja”, kataku….”hehehehhehe kamu tuh bisa aja, ga
apa apa kok wil, gak
sengaja kan”, jawabnya sambil
tersenyum dan
melanjutkan
perjalanan ke
rumahnya.
Ampuuuuuuuuuuuuun, makin bingun aku
dengan sikap mbak
Dewi, seolah olah
meberi lampu hijau
kepadaku. Semakin gila
imajinasiku terhadap mbak Dewi. Semakin
hari semakin senewen.
Akhirnya pada suatu
hari aku mempunya ide
tuk bertemu langsung
dengannya, dengan cara mendatangi
salonnya, dengan
alasan memotong
rambut. Hari itu aku
tidak kerja, demi
menjalankan misiku yang penuh gairah.
Kudatangi salon mbak
Dewi sekitar jam 11
siang. Kebetulan dia
bekerja sendiri tanpa
asisten. “Siang mbak”, salamku terhadapnya. :Siang,
eh willy ada apa,
tumben kesini”, jawabnya. Mau potong
rambut mbak, dan
panjang neh biar rapih
aja. oooo, boleh tunggu
yah, kata mbak Dewi.
Hari itu dia memakan rok hitam dan kaos
putih bak orang
training, senyum dan
pandangannya tidak
berubah tetap
menggoda hatiku. “ayo wil katanya mau potong
rambut” tanya nya. Iya mbak, langsung aku
duduk di kursi, dan
mbak dewi siap
memotong rambutku.
Tak karuan rasa
hatiku ketika mbak Dewi mulai memotong
rambutku. Berkeringat
tubuhku, “kenapa wil, gerah”, tanyanya. Nggak Mbak Dewi,
nggak gerah kok,
jawabku. “Nah itu berkeringat” tanya nya lagi sambil
tersenyum.
“Mmmmm, aku berkeringat karena
dekat dengan mbak
Dewi “, upsss kelepasan aku
ngomong….”hihihihihi mbak Dewi ketawa geli,
kenapa kok deket saya
jadi gerah emangnya
saya kompor” katanya lagi.
Tak tahan dengan
hasrat ku, kulepaskan
penutuh tubuhku yang
dijadikan alas rambut.
Kutarik mbak Dewi ke bagian belakang…sini dulu bentar mbak… wilyyyy, ada apa sih,
kata mbak Dewi tapi
tetap menuruti
ajakanku.
Setibanya di belakang,
langsung kupeluk dia dengan erat, ohh mbak
ini yg akuharapkan
dari mbak, “wil, apa- apan sih kamu nanti
takut ada tamu nih” gumam mbak dewi. Tpi
tak kulepaskan
pelukanku, semakin
ganas diriku, ku
pegang bokongnya
yang membuat aku tergila-gila setelah dia
pipis dulu. Dia sedikit
berontak dan malah
terjatuh ke dipan
tempat creambath, dan
posisi kami sekarang berubah. Dia berada
dibawahku sementara
aku menindih.
Kusingkabkan rok
hitamnya dan oohhhh
terlihat sembulan indah yang terhalang
celana dalam tipis
warna putih.
Semakin jalang saja
aku sambil menindih
tangan kananku menyelinak ke celana
dalamnya. ku elus-elus
kemaluannya….hmmm mulai basah..”willllll kamu nih, pintunya
belum ditutup biar aku
tutup dulu pintunya” gumamnya dengan
wajah yg mulai
memerah. Takut itu
hanya alasan akhirnya
aku bilang, biar aku yg
tutup pintunya, kalo mbak yg tutup nanti
malah pergi mbak.
sebelum pergi menutup
pintu, kupelorotkan
dulu celana
dalamnya….oooohhh indahnya pemandangan
kali ini, bulu vaginanya
tipis. Langsung aku
bergegas menutup
pintu yg hanya
berjarak tiga meter dari belakang.
Dengan penuh nafsu
aku bergegas menuju
belakang, alangkah
kagetnya aku melihat
mbak Dewi tidak ada di tempat
Creambath…..langsung aku sibak gorden
penghalang dekat
kamar mandi belakang.
Oh my god, leboh kaget
lagi mbak dewi
ternyata malah sudah telanjang bulat sambil
tersenyum
padaku…..langsung saja aku
menyergapya, ooww
putingnya sudah
berdiri dan langsung
saja aku
menghisapnya, ohhhhohhhh, mbak
dewi menggelinjang,
tak kuhiraukan,
bibirku menghisap
terus putingnya yg
mencuat, sementara tangan kiriku
meremas-remas
payudara kirinya.
Tangan kananku tak
mau kalah…bergerilya di sekitar kemaluannya
yg sudah basah.
Begitu juga mbak Dewi,
di tak mau kalah,
tangannya memegang
kemaluanku dengan penuh perasaan…..15 menit kamu melakukan
pemanasan. “Mbak, aku mau masukin yah” pintaku dengan penuh
nafsu..mbak dewi
hanya mengangguk.
Kutuntun mbak dewi ke
tempat creambath,
kucelentangkan dia… oohhh vaginanya
mengangga, tanpa
basa basi langsung
saja kumasukan
kemaluanku… blessssssssssssssssss
mbak dewi sedikit
tersentak sambil
menyeringai….bleess bleess bleess bleess
bleess bleess bleess
bleess bleess bleess
ooohhh bleess bleess
bleess kukeluar
masukan penisku dalam vagina mbak
dewi……..ohhhhhhhhhhh willllll, mbak dewi baru
terdengan suara
kerasnya…..ssssssssst jangan terlalu keras
nanti kedengaran yg
lain, kataku.
Kulanjutkan
pergerakan ku, kulipat
kaki mbak dewi keatas sehingga kemaluannya
menyempit kugoyang
kemaluanku dengan
penuh rasa….srep srep srep srep
sreppppp kutahan dan
ku putar kemaluanku
dalam vaginanya… mbaaaaaaaaaaaaakkk
aku…oooohhhh cretttttttttt cretttttt
crettttttttt ooohhh
mbak dewi memeluku
dengan erah oooooohh
dia juga berteriak,
ternyata dia juga merasakan ejakulasi.
ooooh tubuh akmi
berdua penuh
keringat. ku kecup
bibir mbak
dewi….”terima kasih mbak” kataku/….sama- sama will harusnya
mbak yg terima
kasih….”loh kok”, tanyaku bingung. Gini
will, aku gak pernah
dapet kepuasan dari
suamiku, selain dia
ejakulasi dini, penisnya
itu loh, kuecil kealingan perutnya yg gendut.
Makanya aku
terimakasih sama
kamu karena sudah
setahun mbak gak
ejakulasi dari making love. Cuppppppppph
katanya sambil
mengecup bibirku.
Berarti lain kali bisa
lagi dong mbak
hehehehe….pintaku…”te kamu will”, mbak jadi suka ma kamu, lalu
kami berpelukan lagi
dengan erat… dah dulu yah will, takut ada
tamu…katanya. Aku langsung
mengenakan pakaian
dan mengelap keringat,
setelah itu aku
langsung pulang ke
kost an dengan hati yang riang atas
keberhasilanku.
Hampir gak percaya
semua itu akan terjadi
dan ternyata memang
mbak Dewi membutuhkanku

The Soda Pop